Friday, August 07, 2015

Psikosomatis dan Terapi Sholat

Oleh : M. Arfan Mu’ammar
Seringkali sebuah sakit diakibatkan oleh pola makan yang salah dan gaya hidup yang tidak sehat, entah itu berujung pada meningkatnya kadar kolesterol, asam urat, darah tinggi dan sebagainya. Namun kadangkala sakit yang diderita tidak dapat terdeteksi penyebabnya, karena secara diagnosa dokter semua masih dalam taraf normal, namun tubuh ini masih merasa sakit dibagian tertentu, berbagai dokter spesialis telah dikunjungi akan tetapi tidak kunjung mendapatkan solusi yang tepat. Kemungkinan sakit yang anda alami ini adalah masuk dalam kategori psikosomatis, sebuah sakit yang diakibatkan oleh faktor psikis dan pola pikir yang berlebih sehingga berdampak pada sakitnya tubuh. Psikosomatis berasal dari kata psycho (jiwa) dan soma (tubuh, jasad) yang merujuk kepada keterkaitan antara adanya ketidakberesan dalam keseimbangan jiwa dengan kemunculan gejala sakit yang dirasakan oleh tubuh. Bukankah sudah banyak didengar istilah mens sana in corpore sano, “Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat”. Ternyata juga berlaku sebaliknya, tubuh yang sehat dimiliki oleh jiwa yang juga sehat. Begitu juga dalam Islam dikenal istilah al-Aqlu Saliim fi Jismi Saliim, “akal yang sehat berada pada jiwa yang sehat”. Karenanya Ini adalah masalah mind and body connection. Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut seringkali berpindah-pindah. Misalkan dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung). Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari satu dokter ke dokter yang lain. Malah ada sebagian pasien yang kemudian jatuh pada perangkap medikalisasi, yakni upaya atau tindakan dengan berbagai teknik dan taktik, yang membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan maupun pengobatan. Padahal gangguan psikosomatis ini sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat dengan masalah psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem di tubuh manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya. PENYEBAB PSIKOSOMATIS Seringkali terlihat seorang pejabat yang masih terlihat sehat bugar tiba-tiba jatuh sakit terkena stroke, lantaran dirinya tersangka korupsi. Soeharto yang sekian tahun berkuasa terlihat sehat dan gagah, tiba-tibah jatuh sakit dan stroke setelah dilengserkan oleh massa. Seorang pegawai yang juga terlihat sehat wal afiat tiba-tiba jatuh sakit parah lantaran mendapat surat PHK dari perusahaan. Seorang ayah atau ibu yang masih tampak sehat tiba-tiba terkena serangan jantung lantaran salah satu anak dari mereka tertimpa masalah yang berat dan berbagai permasalahan hidup yang lain. Beban pikiran yang begitu berat tersebut tidak mampu dipikul oleh pikiran sehingga menimbulkan apa yang sering disebut dengan “stress”. Namun dalam pengertian awam istilah stress sering disalahartikan sebagai suatu penyakit atau gejala yang berhubungan dengan masalah psikis/kejiwaan. Padahal, makna stress itu sendiri jika ditinjau dari sudut ilmu kedokteran dan psikologi adalah respon normal tubuh yang bersifat adaptif terhadap perubahan di lingkungan atau luar tubuh, sebagai stressor, yang menimbulkan perubahan atau mekanisme pertahanan tubuh. Respon tubuh terhadap stresor atau penyebab stress dapat berupa perubahan fisik atau emosi. Ditinjau dari ilmu kedokteran dan psikologi, gejala psikosomatis, menurut orang awam sering disebut stress, munculnya ketika tubuh sudah tidak dapat lagi mengatasi stressor. Peristiwa ini sering juga disebut sebagai kondisi Distress. Pada tahap inilah biasanya penderita psikosomatis datang ke dokter dengan gejala-gejala sebagaimana disebut diatas. SHOLAT SEBAGAI HIPNOTERAPI Perkembangan dalam terapi ilmu kedokteran dewasa ini sesuai dengan definisi WHO tahu 1994 tentang konsep sehat adalah sehat secara fisik, psikologis, sosial dan “spiritual”, maka terapi pun seyogyanya dilakukan secara holistik. Bukan hanya terapi secara fisik dan psikologis saja, namun melakukan terapi “spiritual” yang memiliki dampak terapi psikologis maupun fisik serta sosial. Bagaimana bisa, satu terapi mendapat menjangkau empat aspek sekaligus? Begini penjelasannya : 1. Sholat sebagai sebuah aktifitas spiritual, telah diyakini memberikan dampak positif terhadap kesehatan, salah satu contoh adalah penelitian Fauzan Shaleh seorang guru besar ahli imunorologi alumnus universtias airlangga, dalam penelitian disertasinya Fauzan menyimpulkan bahwa sholat tahajjud berdampak terhadap peningkatan daya imun seseorang. Disamping itu juga banyak penelitian yang mengatakan bahwa gerakan-gerakan dalam sholat merupakan bentuk terapi tersendiri bagi tubuh. 2. Sholat yang dilakukan secara berjama’ah merupakan bagian dari aktifitas sosial, bertemu dengan masyarakat, berbaur, berkomunikasi, menghilangkan perasaan-perasaan dendam antar sesama, menjaga keutuhan persahabatan dan sebagainya. Ini merupakan salah satu bentuk terapi sosial, sesehat apapun seseorang, akan tetapi jika masyarakatnya penuh dengan konflik sosial maka dia tidak akan merasa aman, ketika ia tidak merasakan aman maka akan timbul rasa gundah dan khawatir yang berlebihan sehingga menjadi beban pikiran, dan ini menjadi awal mula timbulnya psikosomatis. 3. Sholat yang dilakukan secara tuma’ninah dan khusu’ akan memberikan dampak yang berbeda terhadap psikis seseorang, ketenangan batin dan jiwa akan terasa dibanding dengan orang yang tidak pernah melakukan sholat, sebesar apapun masalah seseorang jika dihadapi dengan hati dan pikiran yang tenang maka ia akan dapat menyelasikan masalah, karenanya Allah memerintahkan untuk sholat sehari 5 waktu itu merupakan bentuk terapi psikis kita agar dapat bisa lebih tenang dan rileks menghadapi permasalahan sehari-hari. Namun jika seseorang tidak pernah melakukannya maka cenderung menghadapi masalah dengan emosi tidak menggunakan kepala yang dingin. 4. Aspek spiritual tentunya pasti dapat disentuh dengan ritual sholat, karena sholat sendiri merupakan aktifitas spiritual, spiritualitas memang tidak selamanya dapat dibuktikan secara empiris, namun bentuk “spirit” yang timbul dalam diri seseorang itulah yang nnti nya menjadi “ruh” penyemangat untuk tetap eksis, untuk tetap fight terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi disertai dengan kepasrahan kepada sang pencipta akan terlepas dari berbagai permasalahan yang melilit. Rasa “percaya” bahwa tuhan akan membantu dan ikut andil dalam mencarikan jalan keluar bagi permasalahan kita itu merupaka bentuk “spirit” yang tumbuh dari aktifitas “spiritual” melalui banyak macam aktifitas spiritual, diantaranya melalui sholat. SIMPULAN Sholat sebagai bentuk hipnoterapi mencakup empat aspek konsep sehat dalam perspektif WHO yaitu sehat secara fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Karenanya jika ingin menyentuh keempat aspek tersebut diatas maka sholat seyogyanya dilakukan secara berjama’ah dan tuma’ninah. Jika tidak memenuhi unsur itu maka keempat aspek tersebut tidak akan tersentuh, dan kita hanya melakukan rutinitas tanpa dapat mengambil manfaat darinya sehingga terkesan menggugurkan kewajiban. Wallahu a’lam bi ashowab

0 komentar:

Post a Comment

 
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA...... TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA......